Ingat, Ini Makanan Sehari-hari yang Merugikan Otak Anda - Otak yang sehat, tentu menjadi harapan semua orang. Namun tahukah Anda makanan atau bahan yang merugikan kesehatan otak?
Seperti dilansir dokter.id dari womenshealthmag, berikut ini makan yang merusak otak:
1. Makanan Siap Saji
Makanan siap saji tidak hanya buruk bagi kesehatan otak Anda tetapi juga kesehatan Anda secara keseluruhan karena mengandung banyak lemak trans, lemak jenuh, natrium, gula, dan berbagai hal tidak sehat lainnya.
Selain itu, mengkonsumsi banyak makanan siap saji juga dapat meningkatkan resiko terjadinya gangguan depresi, hingga 40 persen.
2. Makanan yang Digoreng
Makanan yang mengandung partially hydrogenated oils merupakan makanan yang harus dihindari.
Hal ini dikarenakan makanan tersebut mengandung lemak trans, yang selain dapat meningkatkan resiko terjadinya obesitas dan merusak kesehatan jantung, tetapi juga dapat meningkatkan pembentukan beta amiloid di dalam otak yang dapat berhubungan dengan terjadinya penyakit Alzheimer.
Selain itu, penelitian lainnya menemukan bahwa orang yang mengkonsumsi banyak lemak trans memiliki fungsi kognitif yang lebih rendah dan ukuran otak yang lebih kecil di masa yang akan datang.
Beberapa jenis makanan yang mengandung banyak lemak trans adalah makanan yang digoreng, makanan yang dipanggang, dan makanan olahan.
3. Pemanis Buatan
Menurut ahli, menambahkan pemanis buatan pada makanan maupun minuman Anda dapat menyebabkan kadar insulin terus tinggi dan proses peradangan akan menyebabkan terjadinya kerusakan di dalam pembuluh darah dan saraf.
Sebuah penelitian menemukan bahwa mengkonsumsi banyak gula dapat menyebabkan peradangan pada daerah hipokampus, bagian otak yang berfungsi untuk mengendalikan daya ingat, yang membuatnya tidak dapat bekerja secara maksimal.
Sementara itu, penelitian lainnya menemukan bahwa mengkonsumsi banyak gula juga berhubungan dengan terjadinya gangguan depresi.
4. Gula
Sejenis gula yaitu fruktosa dapat menyebabkan efek yang berbeda dengan gula biasa pada otak seseorang.
Pada sebuah penelitian, para peneliti memberikan diet tinggi fruktosa pada sekelompok tikus.
Tikus-tikus ini kemudian ditempatkan pada sebuah labirin yang telah mereka kuasai sebelumnya.
Para peneliti menemukan bahwa para tikus ini justru mengalami kesulitan menemukan jalan keluar.
Para peneliti menduga hal ini dikarenakan mengonsumsi terlalu banyak makanan yang mengandung fruktosa dapat mengganggu bagaimana sel-sel otak menggunakan dan menyimpan energi yang dibutuhkan untuk proses berpikir dan belajar.
5. Lemak Jenuh
Menurut suatu penelitian di tahun 2013, mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak lemak jenuh dapat menurunkan kemampuan otak untuk melawan pembentukan plak penyebab terjadinya penyakit Alzheimer.
Selain itu, lemak jenuh juga dapat mengganggu kemampuan otak untuk belajar dan membentuk ingatan baru hanya dalam waktu 10 menit setelah Anda mengkonsumsinya.
6. Makanan Olahan
Beberapa jenis makanan olahan mungkin tidak mengandung banyak lemak atau gula, tetapi mengandung banyak natrium.
Mengkonsumsi makanan tinggi natrium dapat membuat otak Anda tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya.
Selain itu, mengonsumsi banyak natrium juga dapat meningkatkan tekanan darah dan meningkatkan resiko terjadinya gangguan jantung. Peningkatan tekanan darah sistolik dapat meningkatkan resiko terjadinya penurunan fungsi kognitif.
7. Ikan Tuna kadar Merkuri
Sebuah penelitian di Amerika menemukan bahwa orang yang memiliki kadar merkuri yang tinggi di dalam aliran darahnya mengalami penurunan fungsi kognitif hingga 5 persen.
Walaupun banyak ditemukan pada berbagai makanan laut, akan tetapi beberapa jenis ikan, seperti ikan salmon, ikan sarden, dan ikan mackerel; memiliki kadar merkuri yang rendah dan memiliki kadar omega 3 yang tinggi.
8. Suplemen Tembaga dan Zat Besi
Konsumsilah suplemen tembaga dan zat besi hanya bila dokter Anda menganjurkan Anda.
Hal ini dikarenakan walaupun keduanya penting bagi kesehatan tubuh, tetapi kadarnya yang terlalu tinggi di dalam tubuh dapat berbahaya.
Kadar tembaga dan zat besi yang terlalu tinggi dapat mengganggu proses pembuangan beta amiloid, sejenis plak yang dapat mengganggu komunikasi antar sel tertentu dan menyebabkan terjadinya kematian sel saraf. (dokter.id/womenshealthmag)